Legenda Babiat Sitelpang. Merupakan seekor harimau yang memiliki kaki tiga. Tidak seperti hewan lainnya yang memiliki kaki empat. Tentunya harimau sitelpang ini berjalan dengan pincang.

Legenda Babiat Sitelpang, Menurut Cerita Batak Opungnya Orang Batak

Menurut cerita. Dimulai dari Siraja Batak yang memiliki anak kembar laki-laki dan perempuan yang bernama Boru Pareme dan Saribu Raja Mereka merupakan anak kembar, Singkat cerita setelah dewasa mereka saling jatuh cinta dan memiliki hubungan inses.

Hingga akhirnya mereka di usir dari permukiman kampung karena melanggar adat istiadat. Siboru Pareme di buang ke tengah hutan sedangakan Sariburaja di asingkan ke tempat lain yang memungkinkan mereka susah untuk bertemu.

Di dalam hutan Siboru Pareme tinggal sendirian dengan hutan yang begitu sepi tidak seperti pedesaan, Dia pun merenungi nasip sepanjang hari menjadikannya jatuh sakit.

Pada suatu hari tampaklah seekor harimau Sumatera yang sedang berburu seekor rusa yang telah di incar dari kejauhan dengan cepat dan lincah harimau pun mendapatkan mangsannya, semberi melahap dengan buasnya harimau pun tidak hati-hati hingga rusuk rusa tersebut tersangkut di krongkongannya.

Baca Juga :

Hingga akhirnya harimau tersebut merasakan kesakitan tulang rusuk yang tersangkut di dalam krongkongan yang mulai melukai bagian mulut dan leher.

Sampailah harimau di satu rumah yang merupakan satu-satunya rumah yang ada di dalam hutan tersebut. Harimau pun mengelilingi dan mengaung di area sekitaran rumah dan semakin dekat.

Didalam rumah tersebut merupakan Siboru pareme yang sedang hamil tua yang memiliki hubungan gelap dengan saudara laki-laki kandungnya.

Boru Pareme sengaja di tempatkan di dalam hutan yang terdapat ada harimau, Sementara Saribu Raja di buang ke hutan lainnya, Untuk dipisahkan.

Saudara Siboru Pareme merasa kesal karena kelakuan buruk dari kedua abang dan kakaknya itu. Niat dari pihak keluarga untuk membunuh mereka, tatapi mereka sebenarnya tidak tega.

Mereka pun di buang ke hutan untuk jalan alternatif membunuh mereka tanpa harus melalukannya sendiri.

Tentunya di dalam hutan yang luas dan sepi dari aktivitas pasti terdapat hewan buas yang membahayakan bagi siapa pun yang berada di dalam hutan yang menjadi santapannya. Ujar saudara Pareme.

Harimau yang menjadi Opungnya Orang Batak

Siboru pareme pun keluar dari dalam rumah dan melihat seekor harimau seperti akan menerkamnya, dalam keputus asaan siboru pareme berkata. “Biarlah aku mati jika harus di tekam harima ini aku siap” Ucap si boru pareme dalam hatinya.

Siboru pareme pun menyerahkan dirinya kepada harimau tersebut, Makanlah aku karena aku sudah siap untuk santapanmu.

Namun harimau mendekat layaknya seperti kucing dengan membuka mulut denga lebar-lebar. seperti memberitahukan ada rusuk yang tersangkut di dalam kerongkongan itu.

Siboru berusaha untuk mengeluarkannya, dan harimau pun diam mengikuti arahan yang di lakukan siboru pareme.

hingga akhirnya rusuk yang tersangkut tersebut berhasil di keluarkan dari harimau, Harimaupun mengelus boru pareme dengan badannya yang begitu besar

Semenjak saat itu harimau mulai menjaga si boru pareme, bahkan pada saat berburu pun harimau akan membagikan hasil buruanya kepada siboru pareme.

Hingga akhirnya persalinan pun tiba, Ia melahirkan seorang anak laki-laki yang di namakan si Raja Lontung, Bayi tersebut tumbuh besar dan sehat yang di rawat ibunya dan harimau tersebut.

Harimau tersebut pun mengajarkan berlatih silat dan bela diri dan ibunya mengajarkan adat istiadat batak kepada anaknya.

Singkat cerita Siraja Lontung menikah dan memiliki 9 orang anak yang masih menyanyangi dan hidup berdampingan dengan harimau tersebut.

Dari 9 anak tersebut terdapat 7 anak laki-laki yang di namai :

  1. Sinaga
  2. Situmorang
  3. Pandingan
  4. Nainggolan
  5. Simatupang
  6. Aritonang
  7. Siregar

Sementara dua orang anak perempuan tersebut menikah dengan Marga Simamora dan Sihombing

Hingga kini nama-nama tersebut menjadi marga dari suku batak dari ketujuh nama tersebut di sebut dari keturunan si raja lontung.

Sejak saat itu harimau di suku batak sangat di hormati, Konon tidak ada yang  berani mengucap harimau, Melainkan opungi yang artinya kakek atau buyut mereka.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *