Aek Sipaulak Hosa Loja : Wisata Kebudayaan Orang Batak Dairi. Bagi kalian yang hendak berkunjung ke Tao Silalahi tentu tidak lengkap rasanya bila tidak mengunjungi ‘Aek Sipaulak Hosa. Tempat wisata di Kabupaten Dairi, Sumut ini sudah terkenal dengan keajaiban mata airnya.

Lokasinya terletak di perbukitan kawasan hutan menuju Tao Silalahi, Kecamatan Silahisabungan, yang juga masih berada di kawasan Danau Toba.

Aek Sipaulak Hosa Loja : Wisata Kebudayaan Orang Batak Dairi

Bagi kalian yang akan berkunjung ke sini dapat menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi dengan jarak tempuh sekitar 2 Km dari Jalan lintas Sidikalang-Medan, tepatnya dari simpang Silalahi.

Namun bagi yang ingin menggunakan kendaraan pribadi harus berhati-hati, karena selain kondisi jalan yang menikung dan menurun. Belum lagi jalan licin bila hujan.

Jika sudah sampai Aek Sipaulak Hosa, kalian tidak perlu pusing memikirkan berapa tarif masuknya. Sebab, tempat yang sangat disakralkan keturunan Raja Silahisabungan ini digratiskan untuk umum.

Walau demikian, saat akan memasuki lokasi, pengunjung harus permisi terlebih dahulu kepada penjaga yang membuka warung di depan gerbang pintu masuk.

Hal itu agar pengunjung mengetahui larangan apa saja yang harus ditaati ketika memasuki lokasi yang disakralkan tersebut.

Apa saja larangannya?

Pertama dilarang membawa makanan yang lauknya daging anjing dan babi. Kemudian dilarang berbicara kotor atau tidak sopan, dan wanita yang sedang haid dilarang untuk mandi.

Kepada batakgaul.com, Halomoan Silalahi, yang merupakan generasi ke-17 dari keturunan Raja Silahisabungan, bercerita mengenai sejarah asal usul Aek Sipaulak Hosa.

“Dulu ceritanya sewaktu Raja Silahisabungan masih anak lajang, kemudian datang Raja Pakpak yaitu Raja Padang Batanghari menyerahkan anak perempuannya yang bernama, Pinggan Matio boru Padang Batanghari, untuk menikah dengan Raja Silahisabungan,” ujar Halomoan beberapa waktu lalu.


Setelah menikah dan hamil, ujar Halomoan, sang Istri bersama Raja Silahisabungan ingin berkunjung ke rumah mertuanya Raja Pakpak di Desa Sileu, yang saat ini dikenal dengan nama Pakpak Bharat.

“Berangkat dari tempat tinggalnya dengan berjalan kaki mendaki bukit yang terjal dan berbatu, dalam perjalanan sang istri yang ketika itu sedang mengandung anak pertamanya merasa haus,” ujar Halomoan.

Sang istri pun mengucapkan beberapa kalimat berupa umpasa (pantun) dalam bahasa Batak yang kurang lebih berarti: “Dekatnya Tao Silalahi tapi kita tak bisa meminum airnya (karena sudah menempuh jalan berkilo meter tidak mungkin menggapai air Tao Silalahi).”

Mendengar kalimat dari sang istri, Raja Silahisabungan pun mengerti bahwa sang istri sangat haus. Selanjutnya dia pun menyuruh istrinya untuk duduk dekat batu.

Kemudian Raja Silahisabungan menancapkan tongkatnya ke batu sembari berdoa kepada Debata Mulajadi Nabolon.

Lalu apa yang terjadi?

Dengan seketika, berpancarlah air dari batu tersebut. “Raja Silahisabungan pun berkata, inum boruni Raja i ma, yang artinya mempersilahkan sang istri untuk meminumnya,” ujar Halomoan.

Sang istri pun kemudian meminum air tersebut dengan kedua telapak tangannya, sesuai dengan relief yang ada di Tugu Silahisabungan.

“Selesai meminum air tersebut sang istri pun berkata, mulak do hape hosa loja (rasa haus dan lelah telah pulih kembali),” cerita Halomoan.

Singkat cerita, pasutri itu pun kembali melanjukkan perjalanannya. Mulai sejak saat itu, setiap melewati mata air tersebut, sang istri selalu meminum airnya untuk mengembalikan tenaga melanjutkan perjalanan.

“Kalimat istri Raja Silahisabungan yang menyatakan “mulak do hape hosa loja” itulah yang menjadi nama air pancuran itu hingga sekarang,” kata Halomoan.

Untuk memudahkan dalam penyebutannya, warga Silahisabungan menyingkatnya, Aek Sipaulak Hosa. Bagi pengunjung yang datang ke lokasi tersebut ada yang percaya akan khasiat air tersebut.

Selain dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, menurut warga, Aek Sipaulak Hosa ini juga diyakini memiliki nilai mistik tertentu.

Baca Juga : Sibaganding Tua, Ular Gaib Menurut Cerita Batak Mendatangkan Kekayaan

Apa itu?

Seperti mendatangkan jodoh dan memberikan rezeki, sesuai dengan permintaan orang yang minum saat hendak mengambil air dari pancuran Aek Sipaulak Hosa.

“Tetapi itu semua kembali lagi kediri kita sendiri, itu akan terkabul jika kita meminta dengan sungguh sunguh kepada Tuhan dengan menghormati leluhur kita dan niat tulus kita bahwa air tersebut akan menjadi media penyalur berkat bagi yang meminumnya,” ujar Halomoan.

“Itu dari segi keyakinan kita bagi sebagian orang percaya atau tidak percaya itu wajar tapi kita harus menghormati niat dan keyakinan orang lain,” imbuhnya.

Dari segi kesehatan, menurut Halomoan, Aek Sipaulak Hosa ini juga tidak perlu diragukan. Sebab, menurut Halomoan, penelitian UNESCO pernah membuktikan bahwa kadar mineral Aek Sipaulak Hosa ini jauh lebih tinggi dari air botol kemasan dengan merek terkenal.

“Jadi dari segi kesehatan pun air ini sangat layak untuk dikonsumsi,” ujar Halomoan.

Jika kalian berkunjung ke Aek Sipaulak Hosa, nikmatilah juga keindahan alam sekitar Tao Silalahi dari ketinggian perbukitan di mata air tersebut. Mandilah dengan menggunakan anggir (jeruk purut) sebagai penganti sampo dan sabun.

Dengan besarnya debit air yang jatuh ke badan, kalian seperti sedang dipijat oleh alam. Setelah puas mandi, kalian mungkin akan mengatakan “mulak do hape hosa loja” dan semua rasa haus dan lelah telah hilang…

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *